Kamis, 25 Desember 2008

Mari bertanam organik

Organik semakin menjadi kebutuhan pokok saat ini menyusul banyaknya penelitian,artikel, pemberitaan media, dan perkembangan opini masyarakat yang menyimpulkan adanya dampak yang kurang baik dari bahan-bahan kimia yang mencemari, makanan, air dan lingkungan kita. Sebenarnya sejak tahun 1985 telah dilakukan penelitian dan pengembangan untuk perbaikan lingkungan yang terutama ditujukan untuk aspek obyeknya dahulu yang hingga sekarang telah menghasilkan banyak produk dan teknik budidaya di bidang AGROKOMPLEKS yang semuanya berasaskan Back to Nature (Kembali Ke Alam) sesuai agenda 21 hasil Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) बुमी तहूँ 1992. Sebagai wujud implementasi asas Back To Nature yang berlaku untuk semua mahluk hidup termasuk Manusia di dalamnya maka semenjak tahun 2002 Riset & Development juga dikembangkan ke produk-produk alam (Food Suplemen Alami) untuk Manusia dimana Indonesia juga mempunyai potensi yang sangat besar di bidang ini. Indonesia mempunyai luas lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan, areal tangkapan perikanan laut yang sungguh sangat luas, iklim yang cukup mendukung sepanjang tahun (tidak punya musim gugur/salju), mempunyai keanekaragaman flora dan fauna (sumber plasma nutfah) sangat beragam yang dapat dikembangkan dari hulu (produksi) hingga hilir (pasca produksi), mempunyai sumber-sumber bahan baku berkait dengan sarana produksi Agrokompleks yang besar (pupuk, benih, pestisida alami pakan ternak dan ikan dll), ilmu atau teknologi yang sudah cukup tersedia , tenaga kerja yang cukup melimpah karena mayoritas penduduk Indonesia masih bersinggungan dengan dunia Agrokompleks mulai dari level pekerja hingga level pemikir/ilmuwan, yang semua itu merupakan keunggulan Alamiah Indonesia yang telah diberikan TUHAN untuk Indonesia yang wajib disyukuri dan dikembangkan. Bidang garap Agrokompleks pun sangat luas dan besar dari sisi produksi budidaya (tanaman, perikanan darat, ternak), kehutanan dan tangkapan (laut) hingga industri pengolahan hasil pertanian. Mulai Industri sarana penunjang produksi (pupuk, benih, pestisida dll) hingga Industri penunjang Agrokompleks (alat dan mesin pertanian, kapal-kapal penangkap ikan dll). Bidang Jasa meliputi Jasa pendidikan, konsultan, training, finance hingga jasa media informasi serta bidang Trading di semua sektor yang terkait. Mengingat jumlah populasi umat manusia ke depan yang bertambah besar tentu merupakan aspek pasar yang luar biasa. Yang jelas secara filosofi bidang Agrokompleks adalah bidang yang mendasar (THE BASIC) bagi kehidupan umat manusia sehingga sampai kapanpun tidak akan pernah habis potensinya dan akan selalu dibutuhkan oleh umat manusia dalam kondisi apapun (baik aman atau perang, baik makmur atau krisis). Satu hal lagi di Indonesia 70% Masyarakatnya masih bergerak baik langsung maupun tidak langsung dengan bidang AGROKOMPLEKS sehingga jika yang mayoritas ini (70%) maju akan mempunyai efek multiplayer yang besar bagi kemajuan bangsa. Dengan demikian maka AGROKOMPLEKS adalah bidang yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka membawa Indonesia Makmur Raya Berkeadilan sekaligus menjadi bidang yang dapat menjadi “modal” dan “benteng” bangsa dalam era globalisasi. Dengan sedemikian besar potensi di bidang Agrokompleks, sayangnya berkebalikan dengan kenyataan di lapangan saat ini diantaranya sektor produksi dan sektor sumber daya manusianya. Di sektor produksi masih belum memenuhi aspek K-3 (Kuantitas - Kualitas - Kelestarian) sebagai acuan pokok apapun jenis kegiatan produksi di Agrokompleks. Produksi (bobot panen) kita masih rendah, kualitas (rasa, warna, aroma, keawetan hasil panen, keamanan dari zat-zat berbahaya bagi kesehatan dll) belum tercapai dan kelestarian lingkungan masih terabaikan. Dari Sisi Sumber Daya Manusianya (petani) masih lemah di sisi Pola pikir, Mental dan Motivasi, Keilmuan dan Modal selain juga masih rendahnya kerjasama antara pihak-pihak terkait seperti pelaku agrokompleks (petani, pengusaha), pemerintah dan lembaga-lembaga terkait lainnya (institusi penelitian, intitusi pembiayaan, LSM dll). Jika semua hal tersebut dalam era globalisasi ini tidak segera mendapatkan perhatian maka Indonesia akan kehilangan salah satu bidang yang sangat potensial untuk dijadikan “senjata” dalam “perang” jenis baru yaitu Globalisasi ekonomi dunia. Para petani (tanaman, ternak, ikan) dan semua pihak yang berkait dengan dunia Agrokompleks akan menjadi “korban” keganasan Arus Globalisasi dunia padahal mereka merupakan bagian mayoritas masyarakat Indonesia sehingga sedikit banyak akan bepengaruh pula pada kestabilan Indonesia sebagai sebuah Negara .
Oleh karenanya pantas bagi kita untuk bangga menjadi petani dan sudah saatnya kita kembali ke alam karena esungguhnya alam telah menyediakan apa saja untuk kita. Sehingga pertanian organik sebenarnya merupakan pertanian yang basic dasar kerjanya mengandalkan dari alam. Pupuknya dari alam, pengendali hamanya dari alam dan teknik budidayanya juga memperhatikan kelestarian alam. Jika ini bisa terus kita budayakan dan kembangkan niscay bukan hanya kita rakyat indonesia yang bakal mengenyam hasil manfaat dari pertanian organik tapi seluruh manusia bumi, juga alam semestapun akan kembali kelestariannya. Oleh karena itu mari bertanam organik saat ini juga. By; dedi sugiharto